Total Tayangan Halaman

27 Nov 2011


BAB 2

PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


Pertumbuhan Penduduk sangat berhubungan dengan aspek kehidupan termasuk aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya, semakin cepat pertumbuhan penduduk, maka semakin besar kebutuhan sumber daya alam

Misal  : dengan   bertambahnya penduduk   berarti   pula  harus  bertambah pula persediaan bahan makanan, perumahan, kesempatan kerja, jumlah gedung sekolah  dan  sebagainya.



PERTUMBUHAN PENDUDUK

Waktu penggandaan penduduk  dunia selanjutnya diperkirakan 35 tahun. Penambahan/pertambahan penduduk  di suatu daerah atau negara pacta dasarnya dipengaruhi oleh  faktor-faktor demografi sebagai  berikut  :

1.    Kematian (Mortalitas)

2.    Kelahiran (Fertilitas)

3.    Migrasi


Di dalam  pengukuran demografi ketiga  faktor  tersebut  diukur  dengan tingkat/rate. Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan  dalam bentuk  perbandingan. Biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam  tiap  I 000 penduduk.

1.   Kematian



ada beberapa tingkat  kematian. Akan  tetapi  di sini  hanya  dijelaskan dua jenis  tingkat  kematian   saja  yakni  :



a.  Tingkat   Kematian  Kasar  (Crude  Death  Rate/CDR)

Tingkat  kematian  kasar adalah banyaknya  orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 1.000 orang.



b.  Tingkat  Kematian  Khusus    (Age  Specific  Death  Rate)

tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan. contoh laki-laki  berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih  besar untuk mati  daripada laki-laki umur 25 tahun. dan laki-laki  yang berada di medan perang lebih besar kemungkinan  untuk mati daripada istri mereka yang berada di rumah.



                2. Fertilitas (kelahiran Hidup)



Mengukur Fertilitas tidak seperti dalam pengukuran mortalitas, hal ini  disebabkan adanya  alasan  sebagai  berikut  :



1) Sulit  memperoleh  angka  statistik   lahir  hidup  karena  banyak  bayi-bayi yang  meninggal  beberapa  saat  setelah  kelahiran, tidak  dicatatkan dalam peristiwa   kelahiran  atau  kematian   dan  sering  dicatatkan sebagai   lahir mati.
2) Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang  anak (tetapi meninggal   hanya  sekali).

3) Makin  tua urnur wanita  tidaklah  berarti,  bahwa kernungkinan rnernpunyai anak rnakin  rnenurun.

4)  Di dalarn  pengukuran fertilitas akan  rnelibatkan  satu  orang  saja. Tidak  semua wanita  rnernpunyai  kernungkinan untuk  rnelakukan.

3. Migrasi

   Aspek dinamis  kehidupan  kelompok  dalam ruang ialah gerakan  penduduk yang  dinamai  migrasi. Selain   migrasi   ada  istilah   lain   tentang  dinamika penduduk  yaitu  mobilitas. Pengertian mobilitas lebih  luas  daripada migrasi, sebab mobilitas mencakup perpindahan teritorial  secara permanen dan sementara.
          Sedangkan migrasi  bila  dikaitkan dengan  unsur  waktu  di  tempat yang baru misalnya  minimal  6 bulan atau satu tahun. Sedangkan bagi mereka yang pernah pindah tempat tinggal kurang dari batas waktu tersebut disebut melakukan mobiltias sirkuler.



KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN

         Kebudayaan dan kepribadian indonesia terbentuk dari zaman batu sampai zaman logam dan terpengaruh dari hasil Akulturasi kebudayaan Hindu – Budha, Islam dan Kebudayaan Barat.

Peleburan budaya – budaya itulah yang sampai sekarang masih bertahan di masyarakat kita.
Kepribadian bangsa Indonesia yang  rama  tamah,  suka  menolong, memiliki sifat  kegotong royongan adalah  ciri  umum dari  sekian banyak kepribadian suku-suku  bangsa yang   berada   Republik Indonesia, dan terpatri meenjadi ciri  khas  kepribadian bangsa Indonesia.


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  KEBUDAYAAN Dl INDONESIA.



Zaman Batu sampai Zaman Logam



Upaya  menelusuri sejarah  peradaban  bangsa  Indonesia, mulai dari zaman batu sampai zaman logam, sungguh akan berliku-liku, memerlukan waktu pembahasan yang  panjang. Berdasarkan pendapat-pendapat para  ahli prehistoris, ternyata  bahwa  zaman  batu  itupun  terbagi  dalam  :

Zaman  batu  tua   (Palaeolithikum)

Zaman  batu  muda  (Neolithikum).


Alat-alat   batu  pada  zaman   batu  tua,  baik  bentuk   ataupun   permukaan peralatan   masih  kasar-kasar, misalnya  kapak  genggam.

KEBUDA YAAN  HINDU,  BUDHA,  DAN  ISLAM.

     1.   Kebudayaan Hindu  dan  Budha.



Pada   ke-3   dan   ke-4  agama  Hindu  masuk  ke  Indonesia, khususnya  ke Pulau  Jawa.  Perpaduan atau  akultura"i antara kebudayaan  etempat  dengan kebudayaan


Hindu  yang  berasal  dari  India  itu  berlangsung luwedan  mantap. Sekitar abad  ke-5,  ajaran   Budha   atau   Budhi masuk  ke  Indonesia,  khususnya ke Pulau  Jawa. Agama/ajaran Budha  dapat  dikatakan herpandangan lebih maju dari  pada  Hinduisme, sebab Budhanisme tidak  menghendaki adanya kasta-kasta dalam   masyarakat.


2.   Kebudayaan  Islam.

 Pada  a bad  ke-15  dan  ke-16 agama Islam telah  dikembangkanm di  Indo­nesia.  oleh para  pemuka-pemuka Islam  yang  di ebut Wali  Sanga. Titik  sentrai penyebaran  agama  Islam pada abad itu berada   di  pulau   Jawa. Sebenarnya agama Islam   masuk   ke  Indonesia, khususnya  ke  pulau   Jawa   sebelum  abad ke-II sudah  ada wanita  Islam  yang  meninggal dan dimakamkan di kota Gresik. Masuknya agama Islam  ke Indonesia. teristimewa ke pulau  Jawa  berlangsung dalam  suasana damai. Hal  ini  disebabkan karena  Islam  dimasukkan ke Indo­ nesia  tidak  dengan  secara  paksa,  melainkan dengan  cara  baik-baik. Di samping itu  disebabkan sikap toleransi yang  dimiliki banga  kita.


 Pada   abad   ke-15,  ketika  kejayaan  maritim Majapahit  mulai  surut, berkembanglah negara-negara pantai  yang  dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang  berpusat pemerintahan di  pedalaman. Negara­ negara  yang dimaksud adalah  : negara Malaka  di Semenanjung Malaka, negara Aceh  di  ujung  Pulau  Sumatra, negara Ban ten  di J awa  Barat,   negara Demak dipesisir utara  Jawa  Tengah, negara Goa  di  Sulawesi Selatan. Dalam   proses perkembangan  negara-negara  tersebut  yang   dikendalikan  oleh   pedagang- pedagang kaya  dan  golongan  bangsawan  kota-kota  pelabuhan,  nampHknya telah terpengaruh dan  menganut agama  Islam.

  Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi  agama  yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk Indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam memberi  saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan  kepribadian bangsa Indonesia.

KEBUDAYAAN BARAT.


Unsur  kebudayaan yang juga memberi  warna terhadap corak  lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah  kebudayaan  Barat. Awal kebudayaan Barat  masuk  ke negara  tercinta  Republik  Indonesia ketika  kaum kolonialis/penjajah mengedor masuk  ke Indonesia, terutama bangsa  Belanda. Mulai  dari  penguasaan  dan  kekuasaan   perusahaan dagang   Belanda  (YOC) dan berlanjut dengan  pemerintahan kolonialis Belanda,  di kota-kota propinsi, kabupaen muncul  bangunan-bangunan dengan  gaya  arsitektur Barat.  Dalam kurun   waktu   itu  juga,  dikota-kota  pusat  pemerintahan,  terutama di  Jawa, Sulawesi Utara,  dan Maluku berkembang dua  lapisan  sosial.
1.  Lapisan  sosial  yang  terdiri  dari  kaum  buruh.
2.  Lapisan  sosial  kaum  pegawai.

Dalam  lapisan  sosial  kedua  inilah  pendidikan Barat di sekolah-sekolah dan kemampuan/kemahiran bahasa  Belanda menjadi syarat  utama  untuk mencapai kenaikan   kelas  sosial. 

     Akhirnya masih  harus  disebut  sebagai  pengaruh  kebudayaan Eropa  yang masuk  juga kedalam   kebudayaan Indonesia, ialah  agama  Katolik  dan  agama Kristen  Protestan.
Agama-agama tersebut  biasanya  disiarkan dengan  sengaja oleh organisasi-organisasi penyiaran agama  (missie   untuk  agama Katolik dan zending  untuk agama  Kristen)  yang semuanya bersifat  swasta. Penyiaran dilakukan terutama didaerah-daerah dengan penduduk yang   belum pernah mengalami pengaruh agama  Hindu,  Budha  atau Islam.

Kebudayaan dan  Kepribadian


Kepribadian bangsa Indonesia yang  rama  tamah,  suka  menolong, memiliki sifat  kegotong royongan adalah  ciri  umum dari  sekian banyak kepribadian suku-suku  bangsa yang   berada   Republik Indonesia, dan terpatri menjadi ciri  khas  kepribadian bangsa Indonesia.