Didiklah
Anakmu, Karena Ia Tidak Hidup Di Zamanmu
Oleh
: Fathurrohman Al Jufri
Setiap orang memilik Agama dan
Kepercayaan masing – masing. Sama halnya dengan masyarakat Indonesia. Pada
zaman dahulu sebelum masuknya hindu – budha ke Indonesia, masyarakat kita
menganut beberapa kepercayaan, diantaranya adalah Animisme, Dinamisme, dan
Atheisme.
Animisme berarti percaya kepada roh
– roh nenek moyang, dan sampai sekarang beberapa suku pedalaman di Indonesia
masih menganut animisme. Lalu Dinamisme, yaitu berarti percaya pada benda –
benda gaib, ini sama seperti kebanyakan orang kejawen yang mempercayai benda –
benda gaib. Dan terakhir adalah Atheisme, yaitu tidak percaya adanya tuhan,
penganut atheisme memang bisa di bilang jarang, tetapi di luar sana banyak sekali
orang yang menganut aliran ini, kebanyakan dari mereka adalah para ahli
filsafat dan para ilmuwan.
Lalu beberapa abad kemudian, agama –
agama masuk ke Indonesia seperti Hindu, Budha, Islam, dan Kritsen. Dan sampai
saat ini ada 6 agama di Indonesia yang di akui, diantaranya Islam, Hindu,
Budha, Kristen Protestan, Katholik, dan Kong hu zhe (kong hu cu).
Sangatlah penting seseorang untuk
memiliki agama, karena agama adalah pedoman untuk hidup, di dalam agama
terdapat aturan – aturan yang harus ditaati oleh pemeluknya, jika ia mematuhi
aturan tersebut, maka dia akan mendapat hidup yang tentram, jika ia tidak taat
atau melawan aturan tersebut, maka ia akan mendapat dosa dan hidupnya pun tidak
akan tentram dunia – akhirat.
Seperti pada kasus para remaja yang
suka mabuk – mabukan, narkoba, berjudi dan sex bebas. Itu semua adalah karena
merak tidak memiliki bekal pengetahuan agama yang cukup, untuk dari itu di
perlukan peran orangtua untuk mengajarkan para anaknya agar bisa mengetahui
lebih mendalam tentang Agama.
Apabila ia seorang muslim, maka
wajib hukumnya bagi orangtua untuk mendidik ilmu agamanya, orangtua perlu
memberitahu anaknya tentang, rukun dan hukum – hukum Islam, seperti mengajarkan
anaknya bagaimana tata cara sholat, membaca Al-Qur’an dan Puasa. Orangtua pun
perlu memberitahu tentang aturan – aturan dalam Islam, anak di beri pengetahuan
bahwa mencuri itu adalah perbuatan dosa, lalu orang yang berdosa akan masuk
neraka, agar si anak bisa mengetahui sebab dan akibat jika ia melakukan hal –
hal yang tidak baik.Jika orangtua gagal dalam mendidik anaknya, maka di akhirat
kelak ia akan di mintai tanggung jawabnya sebagai orangtua.
Jika orangtua tidak memiliki waktu
yang cukup untuk mengajarkan tentang agama kepada anak mereka, maka para
orangtua bisa menitipkan anaknya ke pesantren atau menyuruh anaknya mengaji di
masjid – masjid di sekitar rumah, karena ini lebih baik ketimbang membiarkan
anak tumbuh tanpa pengetahuan agama.
Rasulullah SAW bersabda : “Didiklah anakmu, karena
ia tidak hidup di zamanmu.”
Dari hadist tersebut kita bisa dapat
simpulkan, bahwa orangtua harus mendidik anaknya seiring dengan perkembangan
zaman. Jika tidak, maka si anak bisa terjerumus ke hal – hal yang buruk. Contohnya
seperti yang terjadi sekarang ini, banyak para remaja yang berperilaku
menyimpang, seperti narkoba, berjudi, dan sex bebas.
Ironis memang, tapi faktanya
sekarang dikalangan remaja sex bebas menjadi hal yang biasa, bahkan ada
sebagian diantara mereka yang beranggapan bahwa itu adalah suatu keharusan. Dan
baru - baru ini banyak remaja yang melakukan hubungan lanyaknya suami istri
lalu mereka rekam melalui video. Jelas ini adalah kebobrokan Moral. Mereka
tidak menyadari bahwa perbuatan yang telah mereka lakukan adalah perbuatan
Zinah yang di Laknat oleh Allah SWT.
Padahal jelas – di dalam Islam, bahwa
zinah adalah perbuatan yang di laknat Allah, dan dosanya pun sangatlah besar.
Di dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa orang yang melakukan perbuatan zinah.
Maka di akhirat nanti ia akan di siksa di neraka dengan cara kemaluan mereka
akan di tusuk menggunakan besi yang telah di panaskan lalu di tusuk hingga
tembuk ke ubun – ubun mereka, Nauzubillah Min Zalik.
Tetapi diantara mereka ada yang
beranggapan, bahwa itu kan nanti di neraka, toh di dunia mereka tidak mendapat
siksa. Ya beruntung bagi mereka yang hidup di Indonesia (kecuali di aceh),
karena di Indonesia orang yang berzina hanya dikenakan pidana kurungan selama
beberapa tahun. Itu tidak akan membuat mereka jera. Coba saja jika mereka
tinggal di Negara – Negara timur tengah, pastilah mereka akan mendapat hukuman
cambuk 100 kali, bahkan di Rajam (mereka di ikat, lalu di lempari dengan batu)
itu adalah contoh dari kenakalan
semasa remaja. Lalu bagaimana jika mereka beranjak dewasa? Kebanyakan dari
mereka (orang yang tidak taat beragama) pada masa dewasa akan banyak melakukan
perbuatan yang tidak baik. Contoh seperti korupsi, selingkuh, merampok.
Orang yang kerap korupsi adalah
orang yang tidak taat agama, bahkan bisa di bilang mereka adalah orang – orang
yang tidak takut dosa. Mereka hanya berfikir, selama masih ada kesempatan
korupsi, maka mereka melakukannya, jika nanti sudah tua atau memasuki
penghujung usia, barulah mereka bertaubat.
Lihat betapa Percaya dirinya mereka,
mereka akan taubat saat nanti tua, memanya mereka tahu kalau umur mereka akan
panjang? Padahal masalah umur hanya Allah yang tahu. Itulah dampak dari
seseorang jika ia tidak memiliki pengetahuan agama yang memadai. Jika para
orangatua tetap tidak memperhatikan anaknya, maka jangan heran jika kelak
mereka menjadi perusak moral bangsa ini.
Adapula dampak bagi orang awam yang
tidak dibekali dengan pengetahuan agama dari kecil. Seperti kejadian baru –
baru ini, munculnya aliran sesat yang menjerumuskan orang kedalam sesuatu yang
sesat. Seperti mereka mengatasnamakan jihad untuk membela Islam, padahal
kebanyakan dari mereka tidak mengetahu apa itu arti jihad yang sebenarnya.
Alhasil mereka melakukan apa yang
pimpinan mereka perintahkan untuk mereka, seperti membuat terror dimana – mana
dengan cara meledakan bom di tempat yang mereka anggap sebagai sarang orang
kafir. Padahal tindakan mereka tidaklah dianggap benar, karena Islam tidak
mengajarkan kekerasan.
Ada juga aliran yang menyesatkan
syariat Islam, mereka sering membid’ah kan sesuatu, padahal mereka sendiri
sering melakukan bid’ah tersebut. Dan mereka membuat pertentangan bagi sesama
penganut agama Islam.
Maka saya tekankan sekali lagi bagi
para orangtua untuk mendidik anaknya di jalan yang benar, Karen jika melenceng
sedikit maka bisa menimbulkan kesesatan untuk mereka. Saya sendiri merasa amat
sangat beruntung memiliki orangtua seperti orangtua saya, terlebih kepada ayah
saya, saya merasa bangga dan beruntung karena ayah saya adalah orang yang
mengerti dan faham tentang Islam.
Ayah saya sudah mulai mendidik saya
dari kecil, beliau mengajarkan saya tata cara sholat yang benar, membaca Al –
Qur’an yang faseh, dan mengajarkan saya tentang sunah – sunah di dalam Islam.
Alhasil bersyukur saya sampai saat ini tidak terjerumus kedalam hal – hal yang
negatif. Padahal diantara teman saya, kebanyakan dari mereka adalah perokok dan
suka minum – minuman keras. Tetapi kenapa sampai saat ini saya tidak
terpengaruh oleh mereka? Ya itu semua karena Ayah saya, beliau selalu
mengingatkan saya. Bahwa neraka itu ada. Dan Ayah saya pernah berkata “Mungkin
saya tidak melihat yang kamu lakukan, tetapi ingat, bahwasanya Allah selalu
melihat apa yang kamu lakukan.”
Cukup sekian tulisan dari saya,
mohon maaf jika ada kata – kata yang kurang berkenan. Dan tidak ada maksud dari
saya untuk menyindir atau menyerang orang – orang tertentu. Yang saya harapkan
dari tulisan ini ialah, agar para orangtua selalu mendidik anaknya.
NO SARA, NO OFFENS, NO FLAME . sekian dan wassalamua’laikum wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar