Total Tayangan Halaman

29 Des 2011

Hidup Ini Susah



Hidup Ini Susah
Oleh : Billy Boen

Saya beruntung bisa berteman dengan orang-orang hebat di negeri ini. Sebut saja Prof. Dr. Firmanzah dan Andy F. Noya.

Untuk yang ngga tau siapa Fiz (panggilan akrabnya), dia adalah Dekan Fakultas Ekonomi UI termuda sepanjang sejarah UI. Jabatan strategis ini berhasil dia dapatkan ketika umurnya kala itu baru 33 tahun! Dan, dia adalah Profesor termuda sepanjang sejarah Bangsa Indonesia, karena dia mendapatkan gelar tersebut ketika umurnya baru 35!

Andy F. Noya, kalau ngga tau siapa dia, 'ke laut aja' deh ya? Description: http://static.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/15.gifDia adalah jurnalis berintegritas tinggi, yang bernah berkarir di Grup Tempo, kemudian memegang pucuk pimpinan Media Group. Hingga akhirnya dia 'pensiun' dan menjadi Host "Kick Andy", yang membuat dirinya menjadi salah satu orang berpengaruh di negeri ini.

Tapi, apa hubungannya judul tulisan ini "Hidup Ini SUSAH" dengan kedua orang ini?

Ketika saya bertemu untuk kesekian kalinya dengan Fiz, kami berdiskusi banyak. Tapi topik yang paling hangat ya ngga jauh-jauh tentang ekonomi dan politik. Kapan lagi bisa dapetin pemikiran orang hebat tentang kedua hal tersebut? Saya sangat awam di kedua bidang tersebut...

Fiz cerita ke saya bahwa korupsi di negeri ini sudah luar biasa 'sistematis'. Yang junior diajarkan oleh yang senior, sehingga akan terus-terusan ada. Sulit dibasmi. Kesimpulan kita berdua, kalau suatu saat satu generasi menolak korupsi, barulah generasi-generasi berikutnya akan bersih.

Dia juga berpesan ke saya, "Bill, mending kamu tetap jadi pengusaha aja. Jadi pengusaha itu mulia loh. Secara kongkrit membantu perekonomian negara ini. Ngebantu, bukan hanya kepada para karyawanmu, tapi juga kepada keluarganya."

Minggu lalu saya ketemu dia lagi, dan dia bilang, "Kalau orang yang berani ngadepin mati, itu bukan orang hebat. Orang hebat itu adalah orang yang berani ngadepin kehidupan ini. Hidup itu SULIT."

Setiap minggu, saya ketemu dengan Mas Andy (panggilan saya ke Andy F. Noya) di Rolling Stone Cafe sebanyak 1-2x. Biasanya sebelum rapat koordinasi Rolling Stone Cafe dengan majalah Rolling Stone Indonesia berlangsung, kami sering berbincang tentang politik.

Saya selalu bertanya ke Mas Andy tentang apa yang telah terjadi di negeri ini. Apa sesungguhnya yang terjadi dengan partai A, si koruptor buronan B, menteri yang dikambinghitamkan, dan sebagainya. Seru karena saya selalu diceritain 'behind the story'nya. A privilledge bisa menjadi mitra usahanya Mas Andy.

Nah, dari ratusan cerita yang pernah disampaikan ke saya, bisa dirangkum menjadi satu... Mas Andy selalu bilang "Bill, kita ini hidup di negeri DONGENG." Ini istilahnya Mas Andy atas kemarutan yang terjadi di negeri ini.

Lalu, kalau seorang Prof. Dr. dan seorang Host acara paling inspiratif di negeri ini 'ngga punya' hope terhadap masa depan bangsa ini... menurut Agan gimana?

Menurut saya, keadaan sekarang memang adalah investasi 'negatif' yang telah dilakukan berabad-abad. Untuk ngerubahnya ngga gampang, tapi BISA kalau kita generasi muda Indonesia berniat dan benar-benar mau melakukannya.

Kesimpulan tulisan saya ini: Hidup ini SUSAH!
Meskipun seringkali saya diperkenalkan diberbagai kesempatan sebagai “Motivator Muda”, disetiap kesempatan yang saya dapatkankan itu pulalah saya selalu berusaha untuk meluruskan 'profesi' itu.

Yang selalu saya bilang, “Saya BUKAN motivator. Kenapa? Karena saya ngga akan pernah bilang bahwa Agan pasti sukses! Saya juga ngga pernah dan ngga akan pernah berusaha untuk memotivasi siapapun. Saya hanya sharing apa yang saya tau. Semoga apa yang saya share bisa menjadi inspirasi.”

Kenapa saya bilang begitu? Karena menurut saya: “Yang bisa didapatkan dari mana aja itu adalah inspirasi, sementara motivasi, sesungguhnya hanya datang dari dalam diri sendiri.” <- BUKAN dari orang lain.

Jadi, Kaskuser, tolong diingat ya,… saya BUKAN motivator. Nah, di tulisan saya “Hidup Ini SUSAH! (part 2)” ini, saya akan menguatkan apa yang saya sampaikan, bahwa saya memang bukan seorang motivator. Begini…

Pada kenyataannya, semua orang mau sukses. Tapi, kita semua juga tahu bahwa yang sukses hanya sedikit. Selebihnya, belum atau bahkan ngga bisa mencapai sukses (apapun definisi sukses menurutnya).

Coba saya tanya. Berapa banyak kisah yang Agan tahu, tentang orang yang sudah berusaha semaksimal mungkin (menurutnya), dan terus-terusan gagal? Bandingkan, berapa banyak kisah yang Agan tahu, tentang orang yang berhasil mencapai kesuksesan. Mungkin perbandingannya, 1000 kisah gagal : 1 kisah sukses?

Kalau perbandingannya demikian, berarti hanya ada 1 orang sukses di antara 1,000 orang yang gagal. Dan gagal itu identik dengan ‘hidup susah’. Jelasss, orang yang gagal lah yang akan bilang “Hidup ini susah.”

Biasanya, kisah inspiratif yang ‘ngetop’ adalah kisah yang dialami oleh orang miskin yang mampu membalikkan nasibnya. Dia mampu menjadi orang kaya. Kalau bicara kisah seperti ini, saya rasa rasionya bukan lagi 1,000 : 1, tapi 100,000 : 1. Dengan kata lain, dari 100,000 orang miskin, hanya 'akan ada' 1 orang kaya. Ini hanya rasio tebakan saya belaka, dan hanya sebuah ilustrasi sehingga mudah dicerna; ngga perlu diperdebatkan ya.

Inti yang saya mau sampaikan di sini adalah, bahwa untuk bisa meraih sebuah kesuksesan itu ngga gampang. Apalagi untuk bisa sukses di beberapa bidang.

Untuk bisa sukses, jangan pernah berharap pada keberuntungan. Jangan juga bilang bahwa hidup Agan 'mengalir' saja. Ingat, mengalir itu layaknya air,... hanya akan ke tempat yang lebih rendah. Siap untuk nanti diakhir hidup, Agan akan lebih 'rendah' daripada ketika Agan dilahirkan di dunia ini?

Saya belum pernah bertemu dengan Tuhan, tapi saya yakin bahwa Tuhan itu Maha Baik. Untuk Agan yang mencari alasan untuk ngga sukses, untuk malas,… saya mau kasih ilustrasi dengan angka 0 sebagai kegagalan, dan angka 10 sebagai kesuksesan:

1. Si A adalah orang yang merasa bahwa setiap orang sudah ada takdirnya, dan berpendapat bahwa apapun yang dia lakukan, hasilnya pasti sesuai dengan kehendak Tuhan, jadi dia membiarkan hidupnya 'mengalir' saja. Dia jadi malas, ngga berusaha keras. Karena kemalasannya, posisi dia di angka 1. Karena Tuhan Maha Baik, si A diberikan pertolongan 3 angka. Di akhir hidupnya, si A bernilai 4.

2. Si B adalah orang yang rajin. Dia berpendapat bahwa terlepas dari Tuhan itu Maha Baik, dia harus berusaha di dalam hidup ini. Posisi dia di angka 5. Karena selain Tuhan Maha Baik, Dia juga Maha Adil, jadi si B diberikan pertolongan 3 angka. Di akhir hidupnya, si B bernilai 8.

Yang saya sampaikan ini hanyalah sebuah ilustrasi yang saya harap bisa membuka pemikiran Agan-Agan yang malas dan menggunakan Tuhan Maha Baik dan nasib sebagai alasan.

penyebab banyaknya orang yang belum atau ngga sukses memang beragam. Namun…
Ada satu hal yang menurut saya harus saya bahas di sini. Kenapa? Karena hal yang akan saya coba angkat disini memegang peranan cukup penting ketika kita ngomongin soal meraih kesuksesan. Apakah itu? KESEMPATAN.

Seringkali di workshop, seminar, maupun di twitter @billyboen, saya ditanya, “Apakah Gan Billy setuju bahwa kesempatan itu hanya datang sekali?”
Sir Richard Branson, Founder dan CEO Virgin Group yang memiliki lebih dari 300 anak perusahaan di bawah naungan bendera Virgin, bilang kira-kira seperti ini, “Kesempatan itu seperti halnya bus. Datang berkali-kali.” Saya yakin, banyak orang yang setuju dengan ilustrasi dari Sir Richard Branson ini.

Sir Richard Branson ini adalah salah satu idola saya. Sangat sukses, nekad, punya insting bisnis yang kuat, ngga gampang nyerah, pintar, enjoy life (punya pulau, pesawat pribadi, naik balon udara, sky diving), dan senang untuk berbagi. Namun, untuk ilustrasi yang dia sampaikan ini, saya agak berbeda pendapat.

Menurut saya, kesempatan itu BUKAN datang. Jadi kalau orang lain pada bilang, “Kita harus persiapkan diri kita, jadi ketika kesempatan itu datang, kita siap untuk mengambilnya”, saya kurang sependapat. Kenapa?

Karena menurut saya, kesempatan itu BUKAN datang, tapi harus DICIPTAKAN. Gimana caranya? Banyak. Tapi yang paling mudah adalah untuk memiliki banyak teman. Loh, apa hubungannya? Jelas ada! Kalau Agan sudah melakukan apa yang saya tulis di “Jangan Pernah Sungkan” yang saya posting di www.billyboen.com/jangan-pernah-sungkan, dengan kata lain, Agan telah memulai proses ‘Penciptaan Kesempatan’. Masih bingung?

Kalau Agan memiliki pertemanan yang tulus dengan 100 orang. Terus berhubungan dengan baik, meski ngga ada kebutuhan apapun. Sekali-kali telpon mereka, menanyakan “Apa kabar”, tanpa meminta sesuatu apapun. Nah, ketika salah satu dari mereka punya suatu proyek dan itu sesuai dengan keahlian Agan, maka jangan kaget kalau Agan ditelpon, dan diajak untuk bekerja sama.

Dalam ilustrasi ini, ketika Agan mencoba berteman, dan menjaga hubungan baik dengan banyak orang, Agan sedang menciptakan kesempatan. Mungkin Agan ada yang ngga setuju dengan saya, “Menurut saya, ketika teman menelpon kita untuk ngajak kerjasama itulah yang disebut kesempatan.” Kalau saya, itu adalah keberuntungan. Agan beruntung menjadi orang yang ditelpon oleh teman yang mendapatkan proyek itu!

Dengan ilustrasi yang sama, coba bayangkan kalau Agan ngga merasa punya teman banyak itu penting. Agan lebih senang memiliki 5 orang teman. Ke mana-mana berlimaaaaa aja. Kenalan sama orang lain, cuma sebatas basa basi. Tukeran kartu nama, abis itu ngga inget tuh kartu nama ditaro di mana. Sebelum dicatat nomor dan emailnya di hp. Pertanyaan saya, apakah orang yang di ilustrasi pertama akan menelpon Agan, ketika dia mendapatkan proyek? Tentu tidak! Kenapa? Ya mungkin dia juga lupa pernah ketemu dan kenal sama Agan,… karena Agan ngga pernah menjaga hubungan. Jangan heran kalau dia menelpon orang lain.

Kalau sudah begini, jangan salahkan kesempatan. Jangan bilang, “Saya belum sukses karena kesempatan belum datang.” Yang belum datang itu keberuntungan. Gimana keberuntungan mau datang, Agan ngga berusaha untuk menciptakan kesempatan itu di awalnya…

Lalu, kalau sudah menciptakan kesempatan dengan memiliki 1,000 teman. Apakah pasti akan sukses? Ngga juga! Bisa aja teman yang mendapatkan proyek itu tetap tidak menelpon Agan, tapi malah nelpon orang lain. Berarti Agan belum beruntung. Atau, mungkin karena orang lain itu lebih hebat lagi dalam memaintain hubungannya...

Nah, kalau sudah ngomongin keberuntungan,… prinsip saya satu: “Ngapain pusingin factor X di luar sana. Faktor X itu di luar kendali kita. Mending fokus ke apa yang mampu kita lakukan (milih kerjaan sesuai passion, dream BIG, miliki great attitude, dst dst).”

Jadi, di akhir tulisan saya part 3 ini, kesimpulannya tetap sama, “Hidup Ini SUSAH.” Tapi apakah benar demikian? Apakah saya pun berpendapat demikian?

Tunggu tulisan saya terakhir tentang ‘kehidupan’, di part#4; karena menurut saya dan menurut sebagaian orang, “Hidup Ini INDAH”. Koq bisa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar